Jumat, 16 Desember 2011

Sucker Punch


Setelah menonton Sucker Punch apa yang kamu rasakan? Seperti ditinju telak oleh Zack Snyder sampai berdarah? Hahaha

Sucker Punch bisa jadi tontonan yang termasuk "you can love it or you can hate it... MUCH" atau malah bisa jadi kita bingung mau bilang kita suka film ini tapi disisi lain kita tahu banyak faktor keburukan film ini yang seakan malah "ditonjolkan" dengan bangga oleh sutradaranya.
Pertama, pengetahuanku gak ada sama sekali soal Zack Snyder. Aku ga suka 300. Setiap kali aku dapat kesempatan menyaksikan itu tayang di TV, aku ga pernah bisa nonton lebih dari setengahnya. Teknik visualisasinya, seingatku dengan tone tebal dan hiperbolis seperti Sucker Punch ini juga, menurutku "lebay" dan bikin males untuk sebuah film dengan setting perang. Selain karena aku jarang bisa suka sama film sejenis Troy, Gladiator, dan semacemnya...
Watchmen pun belum nonton. Okelah aku cupu. Tapi mengingat stok film-film yang bisa didapetin seorang cewek kuliahan didaerah yang bukan daerah pusat itu terbatas, jadi harap maklum. Jadi inilah film pertama Zack Snyder yang aku tonton. Yeah, this is Sucker Punch.

Mengingat Sucker Punch sudah berkembang menjadi banyak debat kusir dan bahkan analisis intelektual nan dalam menyoal kontroversi isi filmnya, kayanya terlalu basi untuk ngomongin apa premis ceritanya. Semuanya bisa diceritakan dengan dua kata: Cewek dan Ngayal.


Isinya adalah betapa hebatnya khayalan si cewek itu (Baby Doll) dan betapa aku menanyakan apa referensi dia sepanjang dia hidup sampe dia bisa ngayal seawesome itu. Senjata. Robot. Samurai. Manga stuff. Kostum sailor. Lollipop. Rumah bordir ala Moulin Rouge. Video Game + soundtrack terapi jiwa. Apa lagi? Apa lagi kecuali kalau kita tidak menonton ini dilayar bioskop, Zack Snyder kasih tunjuk kita sinematografi dan visual efek dashyat yang bisa dia hasilkan plus fitur-fitur mendetail yang disebut diatas yang jadi fantasi impian semua cowok. Film mindless ini memang punya kelebihan disektor sinematografinya, Zack mengemasnya dengan aura penuh video game dan kita seperti disajikan Baby Doll yang bermain dari level ke level selanjutnya dari game tersebut, dan go on and go on, memang pointless dan tidak berujung, tapi melibatkan banyak keseruan dan hillarious moments didalamnya.

Jadi tidak suka atau suka, kita mesti mengakui bahwa Sucker Punch telah menjadi highlight dan attention stealer sepanjang tahun ini, mengembalikan reuni otak yang kebingungan pasca menonton Inception, tapi kali ini jauh jauh jauh lebih bad-ass, komikal dan... unprepared. Yeah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar